PERANG SABIL
di NUSANTARA 2
PERANG MAKASSAR
Apabila suasana yang agak
tenang setelah "perang laut" dipergunakan oleh Sultan Agung Mataram untuk menaklukkan
Giri, maka Belanda menggunakan suasana ini untuk menaklukkan Kesultanan Hasanuddin di Makasar. Konfrontasi
antara kekuasaan Hasanuddin dengan Belanda telah
berjalan agak lama, yaitu sejak Hasanuddin mampu menyatukan semua sultan-sultan Makasar dan Bugis di
bawah satu panji-panji Islam.
Kesatuan ini menumbuhkan
kekuatan yang dapat menyaingi kekuatan Belanda di laut Jawa dan bahkan di laut Maluku
dalam perdagangan rempah-rempah. Konfrontasi Belanda-Hasanuddin menyulut perang terbuka di antara
kedua kekuatan tersebut. Pada tahun 1633, Belanda
mengepung pelabuhan Makasar dengan jalan blokade dan sabotase, tetapi sia-sia. Sebab kekuatan pasukan
Sultan Hasanuddin mampu mendobrak blokade itu dan
mematahkan semua sabotase yang dilakukan Belanda.
Kegagalan ini mendorong pihak
Belanda mengadakan damai dengan Sultan. Kemudian pada tahun 1654 sekali lagi Belanda-Kristen mengerahkan armadanya yang besar untuk menyerang Makasar.
Pertempuran berkobar dengan dahsyat, tetapi berkat keberanian tentara Islam Hasanuddin
berhasil memukul mundur dan memporakperandakan armada Belanda-Kristen. Dan untuk kesekian kalinya
Belanda mengajak damai dengan Sultan.
Dari kegagalan penyerangan
yang kedua ini, Belanda mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang kondisi psikologis dan
politik Kesultanan Hasanuddin. Akhirnya didapatkan bahwa kekuasaan Sultan Hasanuddin Makasar sangat tidak
disenangi oleh sultan-sultan bawahannya dari
Bugis. Ketidak-senangan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh Belanda dengan jalan
mengundang Aru Palaka, Sultan Bugis di Bone untuk datang ke Batavia dalam rangka kerjasama, politik dan
militer. Pertemuan antara Aru Palaka dengan Gubernur Jenderal
Brouwer menghasilkan perjanjian kerjasama politik-militer, yaitu Aru Palaka dan Belanda akan bersama-sama
menyerang Makasar; dan jika serangan ini berhasil
mengalahkan Makasar, maka Aru Palaka akan diangkat menjadi Sultan Bugis di Bone secara
penuh dan bersahabat hanya dengan Belanda.
Pada
tahun 1666 armada laut Belanda yang berkekuatan 20 buah kapal dengan prajurit 600
orang, dibawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman menyerang pasukan Makasar
dari laut dan pasukan Aru Palaka Bone yang dipersenjatai oleh Belanda menyerang
dari arah darat melalui Sopeng. Menghadapi serangan dari dua jurusan pasukan Sultan Hasanuddin bertekad bulat untuk mati
syahid, mempertahankan Islam dan kehormatan kaum muslimin.
Pertempuran dahsyat terjadi, perang tanding antara pasukan Makasar dengan pasukan Aru
Palaka berjalan sangat mengerikan dan pasukan Belanda secara gencar menembakkan meriam-meriamnya dari
laut, sehingga korban berjatuhan tak terhingga banyaknya,
terutama di pihak pasukan Makasar.
Dalam kondisi yang demikian,
Sultan Hasanuddin mengundurkan pasukannya sambil melakukan konsolidasi yang lebih baik. Setelah
konsolidasi dilakukan, pertempuran dimulai lagi dengan penuh semangat mati syahid. Tetapi karena
kekuatan tak seimbang, baik dalam bentuk jumlah pasukan
maupun persenjataan, akhirnya pada tahun 1667 menyerahlah Sultan Hasanuddin. Penyerahan Sultan ini
tertuang dalam "Perjanjian Bongaya". Dalam isi
perjanjian ini disebutkan bahwa
- Belanda mendapat hak monopoli perdagangan rempah-rempah.
- Belanda berhak mendirikan benteng (Rotterdam)
- Daerah-daerah taklukan Sultan Hasanuddin seperti Ternate, Sumbawa dan Buton diserahkan kepada Belanda.
- Aru Palaka menjadi Sultan di Bone dengan daerah yang lebih luas dan senantiasa dalam perlindungan Belanda.
- Sultan Hasanuddin hanya memperoleh daerah Goa dan kota Makasar saja.
Kekalahan
Makasar ini, mengakibatkan banyak di antara para pejuang dan panglima pasukan
Sultan Hasanuddin ini yang berhijrah ke Jawa, seperti Kraeng Galesung dengan pasukannya
yang menggabungkan diri dengan Trunojoyo di Jawa Timur dan sebagian lagi
dibawah seorang ulama besar Syekh Yusuf menggabungkan diri dengan pasukan Sultan
Ageng Tirtayasa di Banten dalam melawan Belanda.
(Insya Allah
bersambung episode Perang Banten)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar